Jumat, 14 Desember 2012

Ketika Muslimah Jatuh Cinta...


Assalamu’alaikum warrahmatullahi wabarakatuh...

Alhamdulillaahirabbil’aalamiin..
Sobat, senang sekali rasanya saya bisa berbagi cerita mengenai indahnya islam yang sudah saya dapatkan pada hari ini tanggal 14 desember 2012, smoga bermanfaat dan menjadi ladang amal bagi kita di Surga-Nya kelak, Aamiin 

Tulisan saya kali ini membahas soal HATI dan CINTA dalam PERSPEKTIF ISLAM, wow ‘so sweet’ :D

Ya, saya juga tidak tahu mengapa hari ini saya begitu bersemangat untuk mengikuti “KORMA” (Kajian for Muslimah) yang diselenggarakan oleh CMIA FKUII (Center for Medical Islamic Activities) pada saat kaum adam sedang melaksanakan shalat jum’at atau jum’atan di masjid..

Segala puji bagi Allah yang telah memberikan nikmat keimanan dan keislaman sehingga hati saya tergerak untuk menuju ruang preklinik lantai 2 di FKUII siang itu bersama ukhty-ukhty yang lain untuk mendengarkan dan menyimak kajian yang bertemakan “Ketika Muslimah Jatuh Cinta”  
hmmm.. pembicaranya? Jgn ditanya.. tentunya oke banget : Mba Tita Al Khansa dari Psikologi.. SUPER deh pokoknya :D

Oke, langsung aja ke resume kajiannya n rangkuman artikel dari mba Tita yaa...
Sebenarnya CINTA itu mulanya adalah FITRAH, tak ada yang salah dengan cinta. Yang salah hanyalah pelaku cinta yang menjadikannya berwarna, ternoda.

Apa itu cinta ??
CINTA SEJATI itu semangat untuk memberi, selalu ingin melindungi dan memberi keleluasan pada yang dicintai. Ia BUKAN NAFSU untuk MEMILIKI, bukan juga pengekangan. Cinta di tangan orang-orang beriman, ia akan menjadi kekuatan, mengubah keegoisan menjadi kebijakan. Seperti Muawiyah yang memberikan kebebasan kepada istrinya, seorang gadis Badui, untuk pergi meninggalkannya dan menikah dengan kekasihnya. Seperti Umar bin Abdul Aziz yang memberikan kesempatan pada orang lain untuk menikahi orang yang dicintainya, Seperti Salman Al Farisi yang mengikhlaskan gadis yang hendak dipinangnya pada saudaranya.

So, gimana dong klo kita JATUH CINTA??
Berhati-hatilah ketika mengatakan “Aku mencintaimu”. Kata-kata itu sama artinya dengan ‘Aku akan selalu memberimu kebahagiaan, aku akan bersungguh-sungguh menjagamu, akan mempertaruhkan jiwa ragaku untukmu.’ Itulah pertanggungjawaban.

Lantas klo kita jatuh cinta, sanggup kah kita mempertanggungjawabkan rasa itu? Bertanggung jawab untuk mengikat dalam akad yang diridhoiNya. Atau kita hanya ingin mengumbar nafsu? Bukan, bukan rasa itu yang keliru. Tapi reaksi kita yang kadang menuju cinta semu. 

Jadi??
Klo kita belum siap mempertanggungjawabkan rasa itu, PENDAMLAH RASA ITU. Untuk apa kita ungkapkan? Bukankah jika dia menolak, hati akan terluka. Tapi klo cinta bersambut, pintu fitnah akan siap terbuka. Ke manakah akhirnya cinta tanpa pertanggungjawaban? 

Trus gimanaa dengan PACARAN??
Sobat, tak ada jaminan pacaran bertahun-tahun maka akan berakhir di pelaminan. Tak ada jaminan juga bahwa dengan pacaran akan cepat beradaptasi setelah menikah. Apalagi jaminan pernikahannya akan langgeng, tak ada!

Aktivitas pacaran jelas MENDEKATI ZINA. Emosi dan nafsu birahi berkumpul disana. Seberapapun kuat keimanan seseorang, syetan akan terus menggodanya untuk melakukan dosa pada saat berkencan, bertemu dengan pacarnya. 

“Dan janganlah kamu mendekati zina, sesungguhnya zina itu suatu perbuatan yang keji dan jalan yang buruk.” (Q.S. Al Isra : 32)
“Siapa yang beriman kepada Allah dan hari akhir, janganlah ia bersunyi sepi dengan wanita yang tidak didampingi muhrimnya, sebab bila demikian syetanlah yang menjadi pihak ketiganya.” (HR. Ahmad)

Terkadang ada yang MENYANGKAL..
Hmmmm.. kami ga pacaran kok, cuma berjanji untuk saling menunggu.. Sobat, cinta tak kenal siaran tunda. Penantian hanya akan mengotori hati.  Segera putuskan untuk mengambil kesempatan atau ikhlas melepaskan. Menunggu hanya menyiksa kalbu.

Atau begini.. “Kami saling mengikhlaskan, yakin bahwa klo jodoh kelak kami akan bertemu, kami hanya menyambung silaturohim, sekedar chat via FB, smsan, telfonan, dan tak pernah ketemuan langsung.” Yakin niatnya lurus hanya ingin menyambung tali silaturohim? Apa isi obrolan di telepon, sms atau chat? Yang dilarang Allah itu mendekati zina, sob... Meskipun menolak disebut pacaran, toh juga berkhalwat, komunikasi intim dua insan lawan jenis dengan perantara apapun.

Yakinlah Muslimah, banyak kerugian yang akan kita tanggung ketika berpacaran. Bukan hanya murka Allah, tapi juga kerugian duniawi. Pernahkah kita berfikir, bahwa suami kelak akan bertanya “Pernahkah kamu mencintai laki-laki selain aku? Berapa kali kamu pacaran? Apa saja yang telah kalian lakukan selama pacaran? Lalu merenunglah, relakah kita memiliki pendamping hidup yang pernah disentuh orang lain apalagi menyerahkan jiwa raganya untuk orang lain?



Ketika kita SIAP MENIKAH..??
Tidak pacaran bukan berarti tidak bisa menikah. Yakinlah, Allah telah menyediakan pasangan untuk kita. Cara yang baik untuk bertemu pasangan terbaik. Pernikahan itu suci, maka jalan menuju pernikahan pun harus suci. Jangan bermimpi membangun rumah tangga sakinah jika jalan yang kita tempuh salah dan penuh maksiat.

Lalu? Buatlah Deadline kesiapan kita untuk menikah, Menyegerakan bukan berarti tergesa-gesa, kawan... 

PERHATIAN!!!
1. Ikhthiar
Mencari pendamping hidup bisa melalui: 

a.       Diri sendiri : Rentan dengan fitnah, karena tidak ada yang mendampingi. Penilaian terhadap ‘dia’ juga menjadi subyektif.

b.      Teman : Secara kematangan emosi, mungkin teman kita masih kurang sehingga perlu hati-hati juga jika mencari pasangan melalui teman. Jika ingin meminta bantuan teman untuk mencarikan pasangan, usahakan teman yang sudah menikah dan memiliki pemahaman agama yang baik.

c.       Orang tua : Apakah ortu kita memahami arah hidup kita? Jika jawabannya ya, orang tua sangat mungkin mencarikan pasangan. Namun, jika ortu belum memahami fikroh kita, utarakan detail kriteria seperti apa yang kita inginkan.

d.      Guru ngaji/Ulama : Meski bukan saudara kandung, guru ngaji insya Allah memahami fikroh, karakter dan arah hidup kita. Sampaikanlah secara jujur keinginan kita, Beliau lebih paham dengan proses ta’aruf dan adab-adabnya.

2. Memilih, tidak ada paksaan
Seorang gadis memiliki hak memilih. Tidak ada paksaan dalam menentukan pasangan hidup.

3. Realistis dan obyektif
Boleh-boleh saja kita bermimpi memiliki pasangan setampan Muhammad, selembut Abu Bakar, sekaya Utsman, seteguh Umar dan secerdas Ali. Hehe.. tapi adakah manusia pada zaman sekarang yang sesempurna itu? Cobalah realistis dan obyektif. Mungkin ada ikhwan yang tampan dan lembut, tapi kurang mapan. Ada juga yang sholeh dan mapan, tapi kurang rupawan... Obyektiflah menilai diri sendiri, sehingga kita juga obyektif menilai orang lain..

4. Boleh mencari informasi melalui orang terpercaya tentang ‘dia’
Hati-hati ketika mencari informasi, samarkanlah tujuan kita sehingga sumber informasi tidak curiga terhadap sikap kita, Hal ini penting untuk menjaga izzah masing-masing.

5. Mohon petunjuk dari Allah
Semua rahasia itu ada di tangan Allah. Mintalah petunjuk dari-Nya, siapa pasangan terbaik untuk kita. Panjatkan doa dalam sujud-sujud kita. Lakukan istikhoroh sampai hati kita menemukan kemantaban dan kecenderungan.. Jangan memaksa Allah jika berdoa, yakinlah Allah tahu yang terbaik.

Tapi kalo BELUM SIAP MENIKAH?

Gimana sih CARA untuk menjaga HATI kita dari hal” yang mendekati zina ?

1. Salurkan energi-energi ‘CINTA’ kita ke hal-hal yang positif misal: ikut kegiatan yang positif sekaligus mempererat ukhuwah islamiyah (ikut kegiatan sosial, kajian, pengajian, seminar, acara kepanitian, dll) 

2.  TAHAN SMS-an dgn si ‘dia’ , jgn sampai terkirim sms ke no.hp si ‘ikhwan’. Klo pengen smsan? Kirim aja sms ke teman” akhwat ttg motivasi, puisi, dll (utk saling mengingatkan dlm hal kebaikan/agama)

3. Salurkan CINTA kita ke teman” akhwat yg lain, org tua atau saudara” kita dengan melakukan hal-hal kebaikan yang membuat mereka senang. 

4. Mempertebal iman kita. Dekatkan diri dengan SANG PEMILIK HATI KITA, Siapa yang mempunyai hati kita? Tentu Allah SWT. 

5.Yang terakhir, Ingatlah bahwa ada yang selalu mengawasi tingkah laku kita : ALLAH SWT.

wallahu alam bishawab.. Semangat menuju SurgaNya, Insya Allah Aamiin :)