Assalamu’alaikum warrahmatullahi
wabarakatuh...
Alhamdulillaahirabbil’aalamiin..
Sobat, senang sekali rasanya saya bisa berbagi cerita mengenai indahnya islam yang sudah saya dapatkan pada hari ini tanggal 14 desember 2012, smoga bermanfaat dan menjadi ladang amal bagi kita di Surga-Nya kelak, Aamiin
Sobat, senang sekali rasanya saya bisa berbagi cerita mengenai indahnya islam yang sudah saya dapatkan pada hari ini tanggal 14 desember 2012, smoga bermanfaat dan menjadi ladang amal bagi kita di Surga-Nya kelak, Aamiin
Tulisan saya kali ini membahas soal HATI dan CINTA dalam PERSPEKTIF ISLAM, wow ‘so sweet’ :D
Ya, saya juga tidak tahu mengapa hari
ini saya begitu bersemangat untuk mengikuti “KORMA” (Kajian for Muslimah) yang
diselenggarakan oleh CMIA FKUII (Center for Medical Islamic Activities) pada
saat kaum adam sedang melaksanakan shalat jum’at atau jum’atan di masjid..
Segala puji bagi Allah yang telah
memberikan nikmat keimanan dan keislaman sehingga hati saya tergerak untuk
menuju ruang preklinik lantai 2 di FKUII siang itu bersama ukhty-ukhty yang
lain untuk mendengarkan dan menyimak kajian yang bertemakan “Ketika Muslimah
Jatuh Cinta”
hmmm.. pembicaranya? Jgn ditanya.. tentunya oke banget : Mba Tita Al Khansa dari Psikologi.. SUPER deh pokoknya :D
hmmm.. pembicaranya? Jgn ditanya.. tentunya oke banget : Mba Tita Al Khansa dari Psikologi.. SUPER deh pokoknya :D
Oke, langsung aja ke resume
kajiannya n rangkuman artikel dari mba Tita yaa...
Sebenarnya CINTA itu mulanya
adalah FITRAH, tak ada yang salah dengan cinta. Yang salah hanyalah pelaku cinta
yang menjadikannya berwarna, ternoda.
Apa itu cinta ??
CINTA SEJATI itu semangat untuk
memberi, selalu ingin melindungi dan memberi keleluasan pada yang dicintai. Ia BUKAN
NAFSU untuk MEMILIKI, bukan juga pengekangan. Cinta di tangan orang-orang
beriman, ia akan menjadi kekuatan, mengubah keegoisan menjadi kebijakan.
Seperti Muawiyah yang memberikan kebebasan kepada istrinya, seorang gadis
Badui, untuk pergi meninggalkannya dan menikah dengan kekasihnya. Seperti Umar
bin Abdul Aziz yang memberikan kesempatan pada orang lain untuk menikahi orang
yang dicintainya, Seperti Salman Al Farisi yang mengikhlaskan gadis yang hendak
dipinangnya pada saudaranya.
So, gimana dong klo kita JATUH
CINTA??
Berhati-hatilah ketika mengatakan
“Aku mencintaimu”. Kata-kata itu sama artinya dengan ‘Aku akan selalu memberimu
kebahagiaan, aku akan bersungguh-sungguh menjagamu, akan mempertaruhkan jiwa
ragaku untukmu.’ Itulah pertanggungjawaban.
Lantas klo kita jatuh cinta,
sanggup kah kita mempertanggungjawabkan rasa itu? Bertanggung jawab untuk
mengikat dalam akad yang diridhoiNya. Atau kita hanya ingin mengumbar nafsu?
Bukan, bukan rasa itu yang keliru. Tapi reaksi kita yang kadang menuju cinta
semu.
Jadi??
Klo kita belum siap
mempertanggungjawabkan rasa itu, PENDAMLAH RASA ITU. Untuk apa kita ungkapkan?
Bukankah jika dia menolak, hati akan terluka. Tapi klo cinta bersambut, pintu
fitnah akan siap terbuka. Ke manakah akhirnya cinta tanpa pertanggungjawaban?
Trus gimanaa dengan PACARAN??
Sobat, tak ada jaminan pacaran
bertahun-tahun maka akan berakhir di pelaminan. Tak ada jaminan juga bahwa
dengan pacaran akan cepat beradaptasi setelah menikah. Apalagi jaminan
pernikahannya akan langgeng, tak ada!
Aktivitas pacaran jelas MENDEKATI
ZINA. Emosi dan nafsu birahi berkumpul disana. Seberapapun kuat keimanan seseorang,
syetan akan terus menggodanya untuk melakukan dosa pada saat berkencan, bertemu
dengan pacarnya.
“Dan janganlah kamu mendekati
zina, sesungguhnya zina itu suatu perbuatan yang keji dan jalan yang buruk.”
(Q.S. Al Isra : 32)
“Siapa yang beriman kepada Allah
dan hari akhir, janganlah ia bersunyi sepi dengan wanita yang tidak didampingi
muhrimnya, sebab bila demikian syetanlah yang menjadi pihak ketiganya.” (HR.
Ahmad)
Terkadang ada yang MENYANGKAL..
Hmmmm.. kami ga pacaran kok, cuma
berjanji untuk saling menunggu.. Sobat, cinta tak kenal siaran tunda. Penantian
hanya akan mengotori hati. Segera
putuskan untuk mengambil kesempatan atau ikhlas melepaskan. Menunggu hanya
menyiksa kalbu.
Atau begini.. “Kami saling mengikhlaskan,
yakin bahwa klo jodoh kelak kami akan bertemu, kami hanya menyambung
silaturohim, sekedar chat via FB, smsan, telfonan, dan tak pernah ketemuan
langsung.” Yakin niatnya lurus hanya ingin menyambung tali silaturohim? Apa isi
obrolan di telepon, sms atau chat? Yang dilarang Allah itu mendekati zina,
sob... Meskipun menolak disebut pacaran, toh juga berkhalwat, komunikasi intim
dua insan lawan jenis dengan perantara apapun.
Yakinlah Muslimah, banyak
kerugian yang akan kita tanggung ketika berpacaran. Bukan hanya murka Allah,
tapi juga kerugian duniawi. Pernahkah kita berfikir, bahwa suami kelak akan
bertanya “Pernahkah kamu mencintai laki-laki selain aku? Berapa kali kamu
pacaran? Apa saja yang telah kalian lakukan selama pacaran? Lalu merenunglah,
relakah kita memiliki pendamping hidup yang pernah disentuh orang lain apalagi
menyerahkan jiwa raganya untuk orang lain?
Ketika kita SIAP MENIKAH..??
Tidak pacaran bukan berarti tidak
bisa menikah. Yakinlah, Allah telah menyediakan pasangan untuk kita. Cara yang
baik untuk bertemu pasangan terbaik. Pernikahan itu suci, maka jalan menuju
pernikahan pun harus suci. Jangan bermimpi membangun rumah tangga sakinah jika
jalan yang kita tempuh salah dan penuh maksiat.
Lalu? Buatlah Deadline kesiapan
kita untuk menikah, Menyegerakan bukan berarti tergesa-gesa, kawan...
PERHATIAN!!!
1. Ikhthiar
1. Ikhthiar
Mencari pendamping hidup bisa
melalui:
a. Diri
sendiri : Rentan dengan fitnah, karena tidak ada yang mendampingi. Penilaian
terhadap ‘dia’ juga menjadi subyektif.
b. Teman
: Secara kematangan emosi, mungkin teman kita masih kurang sehingga perlu
hati-hati juga jika mencari pasangan melalui teman. Jika ingin meminta bantuan
teman untuk mencarikan pasangan, usahakan teman yang sudah menikah dan memiliki
pemahaman agama yang baik.
c. Orang
tua : Apakah ortu kita memahami arah hidup kita? Jika jawabannya ya, orang tua
sangat mungkin mencarikan pasangan. Namun, jika ortu belum memahami fikroh
kita, utarakan detail kriteria seperti apa yang kita inginkan.
d. Guru
ngaji/Ulama : Meski bukan saudara kandung, guru ngaji insya Allah memahami fikroh,
karakter dan arah hidup kita. Sampaikanlah secara jujur keinginan kita, Beliau
lebih paham dengan proses ta’aruf dan adab-adabnya.
2. Memilih, tidak ada paksaan
Seorang gadis memiliki hak
memilih. Tidak ada paksaan dalam menentukan pasangan hidup.
3. Realistis dan obyektif
Boleh-boleh saja kita bermimpi memiliki
pasangan setampan Muhammad, selembut Abu Bakar, sekaya Utsman, seteguh Umar dan
secerdas Ali. Hehe.. tapi adakah manusia pada zaman sekarang yang sesempurna
itu? Cobalah realistis dan obyektif. Mungkin ada ikhwan yang tampan dan lembut,
tapi kurang mapan. Ada juga yang sholeh dan mapan, tapi kurang rupawan...
Obyektiflah menilai diri sendiri, sehingga kita juga obyektif menilai orang
lain..
4. Boleh mencari informasi
melalui orang terpercaya tentang ‘dia’
Hati-hati ketika mencari
informasi, samarkanlah tujuan kita sehingga sumber informasi tidak curiga
terhadap sikap kita, Hal ini penting untuk menjaga izzah masing-masing.
5. Mohon petunjuk dari Allah
Semua rahasia itu ada di tangan
Allah. Mintalah petunjuk dari-Nya, siapa pasangan terbaik untuk kita. Panjatkan
doa dalam sujud-sujud kita. Lakukan istikhoroh sampai hati kita menemukan
kemantaban dan kecenderungan.. Jangan memaksa Allah jika berdoa, yakinlah Allah
tahu yang terbaik.
Tapi kalo BELUM SIAP MENIKAH?
Gimana sih CARA untuk menjaga
HATI kita dari hal” yang mendekati zina ?
1. Salurkan energi-energi ‘CINTA’
kita ke hal-hal yang positif misal: ikut kegiatan yang positif sekaligus
mempererat ukhuwah islamiyah (ikut kegiatan sosial, kajian, pengajian, seminar,
acara kepanitian, dll)
2. TAHAN SMS-an dgn si ‘dia’ , jgn sampai
terkirim sms ke no.hp si ‘ikhwan’. Klo pengen smsan? Kirim aja sms ke teman”
akhwat ttg motivasi, puisi, dll (utk saling mengingatkan dlm hal kebaikan/agama)
3. Salurkan CINTA kita ke teman”
akhwat yg lain, org tua atau saudara” kita dengan melakukan hal-hal kebaikan yang
membuat mereka senang.
4. Mempertebal iman kita. Dekatkan
diri dengan SANG PEMILIK HATI KITA, Siapa yang mempunyai hati kita? Tentu Allah
SWT.
5.Yang terakhir, Ingatlah bahwa ada
yang selalu mengawasi tingkah laku kita : ALLAH SWT.
wallahu alam bishawab.. Semangat menuju SurgaNya, Insya Allah Aamiin :)
SUPER SEKALI FIL :D
BalasHapusMiss you bu dokter :)
Alhamdulillah, syukron ukhty :)
BalasHapussmoga bermanfaat yaa..
I MISS U, TOO honey :)
apa kabar semarang? hehe
makasih kakak,artikel ini mencerahkan hidup saya ;)
BalasHapus