Kamis, 21 Maret 2013

Inna lillahi wa inna ilayhi raji'un :')


Berpulangnya ibunda tercinta ke sisi Allah SWT telah menorehkan tinta kesedihan yang mendalam dihidupku..
Baru kali ini, aku memberanikan diri untuk menulis sepenggal kisah sedih yang selama ini telah kusimpan rapat-rapat..

Hari itu, tanggal 13 mei 2012, tepat pukul 4 subuh mendadak aku mendapat telepon dari kakak ke-2 ku yang bernama Hai. Tanpa ada firasat apapun, diriku yang masih setengah sadar segera mengangkat handphone yang berdering itu.

Begini sepenggal kisahnya..
Ka Hai : “Assalamu’alaikum”
Aku menjawab : “Wa’alaikumussalaam”
Ka Hai : “Adek sayang, pagi ini pulang ke balikpapan yaa.. Mama mau ketemu sama kamu. Setengah jam lagi adek dijemput Kak Aldo ya, nanti tiket pesawatnya biar kak Aldo yang ngurus.”
Suara kakakku yang tidak memperlihatkan adanya perasaan sedih sama sekali ini membuatku merasa tenang-tenang saja, tidak ada firasat sekalipun yang muncul.
Lalu aku menjawab : “Loh kak, kan adek udah pesen tiket hari kamis. Kok jadi pulang sekarang sih? Kan besok adek masih kuliah, masa’ adek bolos sih? Kenapa ga sekalian aja hari kamis? kan jum’at n sabtunya juga libur?.”
Ka Hai : “ Ya ampun adek, mama katanya kangen, mau ketemu adek hari ini juga. Pokoknya adek siap-siap sekarang ya sayang, Kak Aldo udah kakak telepon dari tadi, katanya udah on the way. Makanya mandi, shalat subuh, trus packing sekarang, cepet loh ya!”.
Aku : “ Oh gtu, Ya udah deh adek mau mandi dulu lah. Disini blum adzan kakak.”
Ka Hai : “ Oke, sip. Ntar klo ada apa-apa telepon kakak aja yaa..”
Aku : "Yaa sip, makasih ka.."  
Ka Hai : “Assalamu’alaikum.”
Aku : “Wa’alaikumussalaam.”

Singkat cerita, setelah Kak Aldo dan Teriosnya muncul dihadapanku, aku langsung menyapanya. Tak lupa, Kak Aldo dengan sigap mengambil koperku dan memasukkannya ke dalam bagasi mobil.

Perbincangan hangat terjadi antara aku dan teman kakakku yang sudah ku anggap sebagai calon kakak iparku itu.

“Eh kak, kakak td bangun jam berapa? Maaf ya kak jadi ngrepotin kakak.. kakak kok baik banget sih mau-maunya pagi-pagi buta n dingin-dingin gini nganterin aku ke bandara haha.” Kataku.
“ Haha, tadi kakak tuh ga tidur dek.. Soalnya tadi jam 2 malam ada yang nyolong motornya temen kakak, makanya kakak bela-belain ga tidur buat nolongin nyariin motornya. Siapa tau pencurinya masih berkeliaran di sekitar jogja. Tadinya sih kakak lagi ngerjain tugas,Fil. Eh tapi kasian kan temen kakak, siapa coba yang nolongin klo bukan temen-temennya?. Dia itu orangnya baik fil, sering solat di masjid loh, tapi kok cobaannya berat banget ya, motornya dicuri orang segala?”. Padahal dia orang yg kurang mampu juga..” kata Kak Aldo.

“Yaa ampun kak, kasian banget ya temennya kakak tuh.. trus motornya udah ketemu belum kak? Smoga ada hikmah nya lah.. Tuhan itu kan Maha Adil, Pasti dapet ganti yang lebih baik, Insya Allah.. Smoga aja dia sabar ya hehe”

“Nah itu dia, Fil. Motornya ampe sekarang blom ketemu.. Gimana yaa. Tadinya sih mau lapor polisi, tapi temen kakak bilang udah ga usah, klo emang udh dicari ga ketemu juga, Yaa apa boleh buat di-ikhlasin aja lah katanya, Yaa smoga Tuhan mengganti yang lebih baik lah yaa, Aamiin.. Kata Kak Aldo.

“Nah ini kita mau kemana kak Aldo? Kok arahnya bukan ke bandara?” Kataku.
“Oh iya fil lupa bilang hehe ini kita ke tempat Kak Risdan dulu ya, nanti dia ikut mau ngurus tiket kamu juga. Kan tiketmu yg hari kamis itu mau di-cancel biar diganti hari ini (minggu)”. Kata Kak Aldo
“Oh gtu, Oke kak..” jawabku.

Singkat cerita lagi, Aku dan Kak Aldo sudah sampai di rumah Kak Risdan. Kak Risdan adalah saudara ipar dari sepupuku. Ya, bisa dibilang kami masih punya hubungan keluarga lah. Setelah sampai di rumah Kak Risdan ini, aku langsung berpamitan dengan ibunya. Setelah aku bersalaman dengan ibu Kak Risdan, beliau lalu mencium pipiku. Entah mengapa dia terlihat sedih dan berucap “Hati-hati ya nak”. Tapi sekali lagi, aku masih tidak punya firasat apa-apa. Aku hanya dapat berkata, “Iya tante, makasih ya..” sambil melambaikan tangan dan masuk ke dalam mobil.

Selama perjalanan kami ke airport, Kak Risdan dan Kak Aldo sejak tadi tidak terlihat sedang menyembunyikan sesuatu dariku. Mereka terlihat biasa-biasa saja. Malah kami sempat bercanda di dalam mobil.

Sesampainya di adi sutjipto, Kak Risdan dan Kak Aldo segera ke loket pembelian tiket untuk men-cancel tiketku yg hari kamis dan menggantinya dengan hari keberangkatanku.
“Fil, kamu tunggu disini aja ya. Ntar kopernya biar aku yang check-in in.” Kata Kak Aldo.
“Wah serius nih kak? hehe Oke deh kak, makasih ya..” Kataku.

Sesudah mengambil tiket, Aku langsung berpamitan dengan Kakak-kakak superheroku ini.. hehe
“Kakak, fila pamit ya.. Mau ketemu mama dulu hehe, katanya mama pengen ketemu ama fila. Nah, nanti kalo fila udah nyampe ke Balikpapan, fila mau ngehibur mama biar mama cepet sembuh”. Kataku.

Singkat cerita, akhirnya Aku tiba di Balikpapan dan disambut pelukan hangat oleh kakak ke-2 ku. Om ku yang bernama Taufiq juga ikut menjemputku. Di raut wajah mereka tidak terlihat perasaan sedih sama sekali. Makanya aku tidak curiga kalau-kalau terjadi sesuatu dengan mama di ruang ICU.  

Di perjalanan, aku merasa ada sesuatu yang aneh..
“Loh, kak kok ga langsung ke rumah sakit aja sih? Kan fila pengen ketemu mama, nge-hibur mama biar mama cepet sembuh.” Kataku.

Kakakku terdiam sejenak..
Lalu didekap dan dipeluknya tubuhku dengan erat,
“Adek sayang, yang kuat ya.. Mama udah ga ada sayang.”
Seketika itu air matanya mulai menetes, seakan tak mampu menahan rasa bersalahnya padaku.
Lalu dengan lembut dia mengelus kepala dan pundakku.. "Sabar ya sayang, Mama itu udah tersiksa banget sakitnya.. kasian kan mama klo pake alat-alat di ruang ICU terus, jadi lebih baik mama diambil sama Tuhan dan skrg pasti mama sudah tenang di sisi Allah SWT"

“Kakak, kenapa ga bilang dari awal? Airmataku mulai menetes, dan aku tutup mulutku seakan tidak percaya. Aku usap airmataku yang mengalir deras, Masih tak percaya. Mama telah diambil Tuhan. Telah kembali di sisi-Nya.. Dadaku rasanya sesak seperti terhantam benda tumpul.. Tak mampu lagi berkata-kata. Tak mampu lagi berpikir. Pikiranku hanya tertuju kepada mama. Mamaku yang lembut hatinya itu telah berpulang lebih dulu ke sisi-Nya.
Sedih.
Pilu.
Rasa Tak Percaya.

Singkat cerita,
Kami hampir tiba di rumah.
Dari kejauhan aku disambut dengan raut wajah sedih dari kakak iparku beserta orang” yang berkumpul di luar rumah.
Aku juga melihat ada beberapa tenda di luar rumah.
Lalu, Aku mulai melangkah masuk ke rumah..
Aku kuatkan hatiku, Bismillah...
Aku melihat keluarga, kerabat dekat maupun jauh, para tetangga dan teman ayah maupun ibu sudah memadati lingkungan luar maupun ruangan dalam rumah kami.
Banyak sekali orang-orang yang berdatangan ke dalam rumah kami saat itu.
Banyak orang berkumpul di luar maupun di dalam rumah.
itulah pemandangan yang aku rasakan.
Masih Tak Percaya.
Tak mampu tersenyum, namun tetap tegar.
itu yang aku bisa sejauh ini.

Segala puji bagi Allah,
Aku melihat ibuku yang sudah terbujur kaku itu tersenyum..
Ya, almarhumah ibuku meninggal dalam keadaan tersenyum..
seakan nyawa yang telah diambil Tuhan itu memang sudah tenang disisi-Nya..
Kami yang ditinggalkan menjadi lebih tabah dan kuat setelah melihatnya..

Alhamdulillah, aku bersyukur masih sempat memandikan almarhumah ibuku yang cantik dan putih ini,
masih sempat menciumi kening dan pipinya yang bersih dan berseri tanpa berderai airmata..
tetapi saat mensholatinya aku tak kuasa menahan isak tangis..
aku juga mengantarkan jenazahnya sampai ke liang lahat untuk ikut menguburnya..
dan mendoakannya dengan sepenuh hati..

Inna lillahi wa inna ilayhi raji'un
Untuk ibu yang lebih dulu dipanggil Allah,
Tiada yang paling rindu,
Tiada yang paling pilu,
selain hatiku,
Andai engkau tau..

Dengan segala jatuh-bangunnya cerita kehidupanku,
kini setelah ibu berpulang,
aku sedikit berubah,
yang biasanya aku slalu berbagi kisahku denganmu,
setiap malam mungkin tiada yang tau apa yang aku lakukan,
aku hanya menyanggupi keinginanku untuk selalu mendoakanmu..
Yang ada hanya airmata yang menetes di atas mushafku,
Yang ada hanya lantunan surat Yaasin beserta doa-doa untukmu,
Yang ada hanya mukena yang basah karena mengusap airmataku,
Ditemani dengan sajadah, Aku berucap doa untukmu..

Mereka tidak mengerti,
Ada yang hilang dari jiwaku,
Engkau yg selalu menjadi pendengar setiaku,
malaikat tak bersayap yang berhati putih,
kini telah tiada,
Kini malam menjadi sendu,

Yang aku ingin,
Semoga Allah selalu menemani hatiku,
menuntun jiwaku,
dalam kerinduan yang mereka tidak pernah mengerti rasanya,
Untuk yang tercinta,
Almarhumah ibunda yang tutup usia 53 tahun,  
"Oh bunda ada dan tiada dirimu ‘kan slalu ada dihatiku.."

Kupersembahkan doa ini untukmu, Laila Murni binti Muhammad Rifanie :

"Allahummaghfirlaha...warhamha...wa'afiha...wa'fu'anha...wakrim nuzulaha...wawasi'madkhalaha...waghsilha bilmai wassalji walbaradi...wanaqqiha minalkhataya kama yunaqqa tsaubulabyadi minaddanasi wabdilha daran khairan min dariha...wazaujan khairan min zaujiha..waqiha fitnatalkabri wa'azabannar."

(Ya Allah ampunilah dosa-dosa ibuku...rahmatlah ibuku..beri maaflah ibuku...muliakanlah tempat ibuku...luaskanlah tempat kembali ibuku..jauhkanlah ibuku dari fitnah qubur dan azab neraka)

Semoga ibunda diterima disisi Allah dengan segala kerahmatan Allah....
Semoga kami, keluarga yang ditinggalkan diberi kesabaran dan ketabahan dan keberkahan..
insya Allah, kita akan bertemu kembali dan hidup bersama-sama lagi di surga-Nya..
Aamiin Yaa Rabb :)


7 komentar:

  1. InsyaAllah FIl, do'a anak yang shalih akan membuat beliau lebih tersenyum lagi di sana. Sesungguhnya kematian itu indah, bagi yang bersungguh-sungguh di dunia. Perpisahan ini hanya sementara Fil, insyaAllah akan bertemu lagi kelak di akhirat sana. Di tempat yang lebih kekal lagi indah, aamiin.

    Semangat! ;)

    BalasHapus
    Balasan
    1. Aamiin Yaa Rabb..
      iya fath, makasih ya support n doanya sayang..
      smoga Allah membalas kebaikan fathia :)

      Semangat juga sayang! ;)

      Hapus
  2. Ya Allah, jd ikut nangis.. Yg sabar mba filaaa..

    BalasHapus
  3. Masya Allah dek vita, makasih ya udh ikt empati :)
    iya dek,insya Allah ini yg terbaik dri Allah..
    kita manusia dituntut utk bersabar ketika ditimpa musibah apapun,
    skaligus mba mau ngingetin buat adek, slama org tua kita msh ada terutama ibu, jgn kecewain beliau ya syg,
    belajar yg rajin.. tetap jd ank yg shalihah..
    Semangat syg! :)

    BalasHapus
  4. subhanallah fila...super sekali:'),luar biasa.
    terima ksh telah menginspirasi mb.Mb ikut mendoakan almarhumah ibunda fila tercintaa
    semangat ya fila, jd wanita sholiaha,amin

    BalasHapus
  5. Tetap tabah tetehku, suatu saat nanti pertemuan kedua pasti ada yaitu di syurga insyaallah :) semoga Allah swt mengampuni dosa-dosa beliau serta menempatkannya pada tempat yang terbaik disisiNya. Semoga diberikan ketabahan atas keluarga yang ditinggalkan :) amiin
    tetap sabar dan tabah teteehhhh ;) jd wanita yg sholihah, jdi dokter yg baik jg #keepfighting :D

    BalasHapus
  6. Mama Fila orang baik, masih inget dulu kalo main atau nginep pasti ditawarin makan, diajakin berenang :') Fila hebat! Fila harus kuat. Terus berjuang biar kelak jd dokter yg sukses, biar mama, papa, kakak2, dan temen2 termasuk aku jg bangga sama kamu.. semangat Fila sayaang! :*

    BalasHapus